Hai, hai! Sekali lagi saya akan mengulas sebuah novel karya kak ORIZUKA! Novel yang ini agak berbeda dengan novel yang sebelumnya saya ulas. Jika yang kemarin membahas kehidupan seorang mahasiswi di perkuliahan, sekarang pembahasannya adalah MASA SMA.
Judul : Our Story
Penulis : Orizuka
Penerbit : Authorized Books
Tahun Terbit : 2010
Tebal buku : 240 halaman
Masa SMA.
Masayang selalu disebut sebagai masa paling indah,
tapi tidak bagi anak-anak SMA Budi Bangsa.
SMA Budi Bangsa adalah sebuah SMA di pinggiran ibukota yang terkenal dengan sebutan SMA ‘pembuangan sampah’, karena segala jenis sampah masyarakat ada di sana.
Preman. Pengacau. Pembangkang. Pembuli. Pelacur.
Masuk dan pulang sekolah sesuka hati.
Guru-guru honorer jarang masuk dan memilih mengajar di tempat lain.
Angka Drop out jauh lebih besar daripada yang lulus.
Sekilas, tidak ada masa depan bagi anak-anak SMA Budi Bangsa, bahkan jika mereka menginginkannya.
Masa SMA bagi mereka hanyalah sebuah masa suram yang harus segera dilewati.
Supaya mereka dapat keluar status ‘remaja’ dan menjadi ‘dewasa’.
Supaya tidak ada lagi orang dewasa yang bisa mengatur mereka.
Supaya mereka akhirnya bisa didengarkan.
Ini, adalah cerita mereka.
****
Yasmine adalah seorang siswi pindahan dari Amerika, Manhattan. Ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah mendapat kabar bahwa Ibunya mengalami kecelakaan dan sedang terbaring koma. Sehingga Ayahnya mencarikan Yasmine sebuah sekolah di Jakarta yang berstandar Internasional, dengan fasilitas yang lengkap dan tentunya uang masuk yang selangit.
Sebenarnya Yasmine tak ingin ambil pusing masalah sekolah. Ia hanya ingin menemani Ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Tapi pada malam harinya, Ibunya meminta Yasmine untuk pergi ke sekolah.
Namun siapa sangka. Sekolah yang akan dimasuki oleh Yasmine, yang katanya berstandar Internasional itu berubah menjadi sekolah bobrok yang menyedihkan. Bukan bangunan sekolahnya yang berubah.
Tapi, Yasmine salah memasuki sekolah! Yang seharusnya ia masuk ke SMA Bukti Bangsa, ia malah nyasar di SMA Budi Bangsa.
Yasmine berusaha menghentikan semua kesalahpahaman ini dan menuju ruang kepala sekolah untuk mengambil ijazah. Namun nyatanya, uang masuk Yasmine yang sebesar tiga puluh juta itu telah habis digunakan Kepseknya membeli permadani dan AC di ruang kerjanya. Sehingga mau tidak mau ia harus melanjutkan sekolahnya di situ, si SMA menyedihkan tersebut.
Masalah baru bertambah, ketika Yasmine harus berurusan dengan seorang berandal sekolah bernama Nino. Belum lagi suasana sekolah yang benar-benar kacau. Guru-guru yang jarang masuk, anak-anak berandalan, dan yang paling menyedihkan ialah hampir seluruh siswa SMA Budi Bangsa tak ada lagi yang perawan maupun perjaka! Kecuali Yasmine dan Ferris.
Dan masih banyak lagi rentetan masalah yang terjadi di SMA Budi Bangsa.
*****
Oke itu dia sedikit dari banyak kisah dari novel Our Story.
Saya suku dengan novel ini karena di novel ini itu bukan hanya Yasmine sebagai tokoh utama. Namun seakan-akan semua siswa yang berada di dalam novel tersebut adalah tokoh utamanya. Setiap tokoh memiliki masalahnya masing-masing, dan itu semua diceritakan dan akhirnya mendapat penyelesaian. Bukan hanya kehidupan Yasmine melulu yang dibahas.
Novel ini awalnya saya kira biasa saja, seperti novel-novel lainnya yang bercerita tentang SMA. Tapi ternyata tidak! Novel ini menyuguhkan dunia lain dari masa SMA.
Bukan masa SMA yang indah dengan konflik-konflik percintaan, tapi dunia SMA bagi mereka yang juga harus berjuang bertahan hidup dengan berbagai situasi yang dihadapi. Banyak tokoh yang benar-benar menginspirasi di novel ini.
Ini dia salah satunya yang membuat saya terinspirasi sampai saat ini :
“The future belong to those who believe in the beauty of their dreams,” kata Ferris membuat Mei mengernyit. “Salah satu kutipan favorit gue dari Eleanor Roosevelt. Artinya, masa depan itu milik mereka yang percaya akan keindahan mimpi mereka.”
Meski sebuah fiksi, tapi saya benar-benar salut dengan tokoh yang berada di dalam novel ini (sekali lagi). Oh, iya. Tokoh Nino juga saya suka! Alasannya meski ia berandalan seperti itu, tapi . . . baca sendiri novelnya, nanti kalau saya beritahu, kan tidak seru! hehe 😀
Ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari novel ini. Itu yang menjadi alasan pertama mengapa saya menyukai novel karya Orizuka ini.
Untuk ratingnya saya kasih 4.5 dari 5.
Dan kata-kata terakhir dari novel ini :
“Masing-masing memiliki cerita. Masing-masing berbagi cerita. Masing-masing mendengarkan cerita. Dan dari cerita itu, tidak akan berakhir sampai di sini. Cerita itu akan terus berlanjut.
Walaupun dengan cara yang sulit, cerita mereka akhirnya akan didengar.” -OurStory-
Baiklah, sekian dulu postingan saya kali ini. Semoga dapat bermanfaat..
Terima kasih, dan sampai jumpa di postingan selanjutnya!! ^^
[P.S : Ini sekedar tambahan, ya! :D]
“Keluarga adalah pondasi, sekolah adalah atap, dan sahabat adalah dindingnya.
An unforgetable school story.”
(Nita Trismaya—pengajar, cerpenis, penulis novel Yelloveflies & Sweet Edelweiss)